Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis
Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis, untuk kamu yang ingin kata-kata bijak yang romantis, kami memiliki banyak koleksi puisi dan quote tentang cinta, tetang rindu, tentang kehidupan, untuk mengenang saat saat anda bersama kekasih hati,
Inilah Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis,
Kembalikan saja cinta sejati itu ke tempatnya; tidak satupun dari kita, layak memilikinya.
Atas perasaan yang tidak lagi ada, bukan salah siapa-siapa Itu hukum alam yang bicara Sebabnya cakapmu hanya sekadar rencana, sedang rasaku butuh lebih dari sekadar wacana Akibatnya, engkau tak lagi dikenali hatiku sebagai "siapa" yang ingin ku berikanan segala apa
sebagaimana tatapan matamu yang mencuri degup jantungku siang itu Untaian senyumanmu yang menghabisi seluruh asaku Namun kepergianmu ini serupa embun yang menguap penjarakan tubuhku dengan rindu Aku luluh dari rotasi cinta penuh dendam cemburu.
Malam berkelindan sepi Pada selasar rembulan kupetik sunyi, Rindu serasa birahi, mengejar bayangmu, Napas mendesah resah, syahdu jelang mengufuk ..
didalam pahit kopi Kurasa ada sedikit manis kenangan Yang bercampur, didalam cangkir tembaga yang engkau hidangkan
Kita adalah hal pilu Yang semakin lama menjadi debu tercekik dihempas waktu
tak perlu banyak, Cukup satu nama untuk dapat sangat bahagia atau terluka sedalam-dalamnya.
kadang menyayangi itu sebagaimana melangkah di atas api, semakin dekat semakin panas bahkan dapat saja semakin ganas. Tapi tetap saja meskipun begitu aku akan terus selalu mengasihimu, karena aku yakin sesuatu yang berasal dari hati pasti akan sampai ke hati.
hatiku kacau saat kamu ucap ingin mengecup bibirku, Bagaimanakah mungkin, kulumat lembut merah mudanya, Jika jari-jariku saja tidak mampu meraih jari jemari tanganmu.
Dia lenyap tanpa pernah datang. Dia lenyap tanpa pernah ada. Dia hancur tanpa pernah terbentuk. Dan aku kelenyapan, tanpa pernah memiliki.
jika rasa sudah tiada berarti Lisan sudah tak lagi bermakna Maka biarkan air matamu tumpah, tuk luapkan segala sesak yang memenuhi ruang dadamu
Cinta mengupam rambutmu menjadi putih susu, rindu menggoyangkan jantungku menjadi degup yang kesusu. Sini, wuk, kuajari bagaimana memupuk detik agar kamu tidak kelelahan mencuri waktu dari jam yang engkaubiarkan duduk di meja kerjamu.
Saat aku melangkah, apakah engengkau menemani langkahku? atau kamu memilih pergi dan menatap langkahku? semua caramu memberikan sejuta aroma tanya. mungkin aku sudah terhipnotis dalam tingkatan mencinta kasih
sewaktu air mata adalah luka Sembuhkah aku jika kukeluarkan semua? jika air mata adalah derita Akankah bahagia sewaktu kutumpahkan semua?
Sudah tidak lagi mampu ku baitkan senduku didalam puisi, karena terlalu banyak luka yang akan terbaca oleh mata yang selalu terjaga.
Hatimu serupa ladang baru Tempatku menabur benih rindu Bertunas tiap waktu, Namun terbakar curamnya bisu
Pelabuhan menjadi sebuah saksi Saat kenangan mencekam sunyi Dan membawa pulang sekeping hati Yang telah lenyap lenyap
cinta, berilah aku kelembutan, supaya kejatuhanku tidak melukai ha
Bangunlah sayang, jangan bermimpi terlalu dalam, tengoklah ke kanan; ada aku yang menantimu dengan kesungguhan.
Cinta mengalun lembut, diterbangkan semilir angin, berkelana mencari hati yang mau terima. Meski dia sadar, di ujung sana kecewa sedang menanti.
Syahdan kisah ilalang Tertegun melepas embun Manakala pagi berpamit Aku dengar ceritanya Mahdah dari semak belukar Lirih lalu laun meluruh
Semakin dalam kamu benamkan dirimu didalam lumpur kehidupan Semakin berhak kamu pamerkan keindahan. Jika kau tak sanggup berproses Bagaimana kau dapat berharap Akan indahnya hasil?
Makna hilang jangan jadi penghalang. Kelenyapan cukup jadikan pembelajaran. Sendiri dengan sepi akan terasa lebih baik, dari pada berdua dengan luka. Walaupun kamu tahu arti rindu yang seakan jadi candu
terkadang, bertubi-tubi duri memang harus mendera, berderet derita memang harus menderu. Karena hanya dengan itulah, diri bisa menjadi sadar; tak lupa diri.
Semua angan yang pernah kita terbangkan, Nyatanya kini melebur bersama hujan Meluruh dengan kesedihan langit yang menghitam.
masih banyak gelisah yang bertapa di hati, merobek-robek hingga tidak terbentuk, entah wujud mana yang ingin dibentuk, sampai bermuncul tanya, entah dia atau aku.
Setiap hari adalah pembelajaran Bahkan dari rumput yang bergoyang pun Ia mengajarkan kita tentang bagaimana bertahan di saat badai melanda Ikuti alurnya, dan kamu akan jadi pemenangnya
Sudah berganti baju waktu sejak terakhir pertemuan. Warnanya lebih perak dari terakhir waktu kulihat. Ia berjalan pelan-pelan; terlihat sedang menunggu. Wajahnya bak pualam memandangku iba dari kejauhan. Ah, aku terlambat lagi.
engkau hadir saat lembayung mengikatku dalam pelukan jingga Menjemputku, membawaku yang telah terbuai elegi rumpun bambu Memberiku kehidupan baru di waktu senjaku
Wahai kekasih; engkau pernah dipersia Lalu aku datang membawah cintaku; sebagai penawarnya walaupun lukamu masih terasa.
Kusadar bahwa apa yang sudah ada kini telah tiada, baik raga, maupun jiwa. Hanya bisa melihat dari balik jendela, potretmu yang telah tertanam, cukup didalam.
tak perlu resah untuk memulai Cobalah untuk tenang agar semua Baik-baik saja. Ketika hati mulai gundah cobalah Untuk bicara bagaimana Sebuah rasa larut didalam kata cinta
Radar bersandar jiwa gusar Bimbang kenang tanpa bayang Obati sedikit luka Sembuh berbekas kecewa Sakit meratapi nestapa. ~
Aku sudah lelah menyampaikan Maksud apa mau hati. Aku sudah lelah menjadi Pengemis hatimu. Biarkan saja waktu. Menjalankan tugasnya; Menyadarkanmu.
Kopiku nan manis Gula-gula menyelimuti lembut Mendamaikan kenangan pahit Yang beraroma senyuman ~
Saya menemukanmu didalam larik orang lain, tidak dapat ditiru dan dibawa lenyap.
Sebenarnya aku ingin setia, namun apa daya hati suka bercanda, hingga melahirkan rasa yang mendua.
Lama Dan semu Kutatap manis senyum senja Mencoba Ku genggam Dan kupeluk Tapi sayang.. Bulan sudah bersarang dengan sinarnya
Ditemani segelas harapan yang mendingin Secercah lembayung kuning mengintip ruang tamu lewat sela-sela atap bangunan Tampaknya malam kelam menjelma rupa sebagai pagi
Aku masih saja asyik menunggu kisahmu,yang aku pun tidak tahu kau ceritidakan pada siapa sekarang Pendengar setiamu,mungkin
Dan kenyataannya, segala tentang pagi sangat rentan kamu patahkan, pulanglah... kedua lenganmu masih yang ternyaman.
Pagi yang mungil mengelus cemasmu, mengusap nadimu yang berdenyut-denyut, mengingatkanmu untuk sarapan karena di luar sana tidak ada yang menyayangi nyeri lambungmu dan memetiknya sebagaimana aku; tidak ada yang merindui tukak lambungmu, dan menciumnya, sebagaimana aku.
tak terhitung berapa masa tandas percuma. satu detik tiada terbeli dengan harta. duhai waktu, sungguh mahal nian engengkau; begitu berharga setelah berlalu.
Di suatu pulang ibu yang tahu saya suka tahu tahu-tahu memasak tahu, tahu yang dimasak ibu tahu ia akan disulap jadi tiada, tahu-tahu tahu-tahu yang dimasak ibu melarikan diri tanpa tahu bahwa tahu-tahu itu hanya di suatu ketika di kepala saya yang lapar.
seterang matahari mengusap pagi, setenang embun membasuh daun, cinta begitu lembut menjatuhi dadaku lewat teduh matamu. aih, di dunia yang serba musykil ini, begitu mudah aku menyayangimu.
Hidup bagai ballerina Meniti, berjuang mencipta keindahan Atasi sakit, ikuti musik Yang senandungnya mengalir dalam diri Luapkan Cinta yang mewujud bentuk Berputar, lompat, meregang Menjangkau, hadirkan gambaran Persembahan hati yang teguh dalam insan yang rapuh.
Embun rindu dini hari, menetes di atas gersang hati. Sejuk sesaat yang segera menguap, seiring garang realita menatap. Angan tidak selalu jadi kenyataan.
kafan dan amalan. aku terdiam; mata waktu menatap tajam, mengandung pesan dan mengingatkan. sementara, keningku sudah dingin ditodong pertanyaan-pertanyaan purba.
Bertemu di waktu yang tepat, takdir memberikan kesempatan pada mereka untuk saling memperbaiki dengan bersama berjuang dalam mimpi
Bahagia yang sederhana? Yakni aku yang ikut tertawa Melihat tingkah mu bercanda Aku yang tersenyum Melihat wajahmu tidak murung Aku yang terpaku Melihat engkau senandung Dengan benda di telingamu Di langit hidupku yang mendung.
Seandainya kamu tidak akan pernah kembali, Maka setidaknya harapan sekali saja aku dapat menatapmu tanpa rasa sakit.-
Mereka adalah pelaku, sedang saya hanya seorang peluka.
kadang mencintai rasa takut jauh lebih baik tidakut sewaktu nanti maut menjemput tanpa kecupan, tanpa pelukan Mengetuk pintu takutmu lewat tangan matahari Atau tersembur tanpa permisi dari hitamnya malam Sebab janji telah terlupa dari ingatan kita
Saat jutaan bintang diatur tanpa berbentur, dan bulan yang datang atau pun hilang Sanggupkah kau atur barang semalam? apabila memang kau merasa pemilik daya dan kuasa yang kau agungkan Atau ubahlah tempat datang dan pulang matahari kamu, aku lemah
Pagi ini rasanya memang berbeda dengan pagi kemarin. Tentang kelenyapan yang semakin terasa pekat, tentang dilema yang tidak berkesudahan, tentang kepergian yang tidak mengenal waktu kapan ia akan kembali.
Kepada sajak hujan Aku titipkan gerimis di awal pekan Tanpa janji manis semurni madu hutan Namun yakinlah tetap ada kebaikan di masa depan
Masihkah kamu menghitung-hitung apa saja yang telah aku berikan, sedang cintaku masih saja sebanyak ikan-ikan di lautan.
Kembali dari kebisingan, mengayuh sepi berkelindan dalam sunyi Oh dunia! Aku terkapar di sini, di mana jalanku menuju ilahi?
Dia datang kepada ku Meminjam sedikit kekuatan Dia datang kepada ku Meminta untuk dicintai Aku berikan dia kekuatan Aku berikan dia cinta Tapi akhirnya Berkecai juga
Balikan rasaku, Balikan rasaku.. Aku tidak mau seperti ikan asin lagi yang dijemur hingga kering, Sungguh kerlingan lembar matidaku menjadi basah kali ini, Sudah seribu bulan belum mengering.
kita hanyalah kemungkinan, kemungkinan yang tidak mungkin menjadi mungkin
engkau tinggal dan meninggalkan dua kata itu begitu menyakitkan pergi menjelma kalimat terakhir sebelum air mata lahir. Aku adalah puisi yang tak kunjung usai kamu tulis. Aku adalah cinta yang tidak pernah kau ucap.
lenyap adalah caraku menuju petang Saat aku percaya bahwa ia adalah satu-satunya arah pulang yang menenangkan
Kamu nyata, dalam angan saya. Tapi fana, dalam segala nyata.
Didalam cinta, ia tidak tidakut akan kehilangan. Yang dikhawatirkan ia tidak punya rasa cinta sama sekali sampai ia pulang tanpa kembali lagi.
mencintai Sewajarnya Saja, Sebab yang Sehati Belum Tentu Saling Memiliki.
Kubaca lagi pesan-pesan lamamu. Kulihat lagi foto-fotomu. Kugenggam lagi bayang tanganmu. Kupeluk lagi kalbu rindu usang ku padamu. Kuratapi lagi luka darimu. Dan lagi-lagi aku tenggelam lagi didalam elegi. Mengapa aku sedungu ini karena cinta?
kita menanti detik pertama embun mengecup daun. sebab cinta adalah kesegaran pagi yang menjaga harapan kita.
Air mengalir, gemericik terasa dingin. Tanah tergerus, gemuruh terasa lembab. Angin tertiup, hembusan terasa sejuk. Api membakar, membara terasa hangat. Bagaimana dapat aku jatuh hati padamu dan sama sekali tak terasa olehmu?
Aku tidak sedang pura-pura bahagia dengan mengatakan "Aku baik-baik saja", Sebab tanpamu, sunyi membuatku mati, dan bising membuatku asing.
Semoga kita dipertemukan nanti ya, tidak sekarang, entah engkau dengan pasanganmu itu, atau aku bersama dengan kesendirianku hehe
Mungkin doa-doaku selalu sampai... Namun tuhan tau apa yang terbaik untukku, yaitu dengan tidak bersamamu
Ada yang berlalu saat kusesap kopi Ialah; pahitnya kenangan yang dulu datang membawa manisnya harapan
Bahkan tidur belum memberi ruang Untuk dapat memandang yang tercinta Namun mata yang terpejam Menarik kuat kepada dirimu Bahkan di tengah keramaian Di atas kendaraan, di kerumunan orang.
Aku memang berencana untuk mengenal dan lebih dekat denganmu. Namun, sungguh aku tak berencana untuk sakit dan sendiri setelahnya.
Kita adalah dua yang satu, beda yang sama, banyak yang tunggal. Yang kita perlukan hanya saling menyesuaikan.
Purnamaku telah menunggu Kasih yang tidak kunjung sampai Ribuan jalan telah dilalui Namun, tidak kunjung menemukan tujuan Doa-doa telah dilantunkan, pada langit yang berselimut awan Hanya berharap jawaban lewat turunnya hujan
Cinta itu samudera terdalam, dan kamu pulau terjauh. Mencapaimu kurela menyelam sekalipun nyawaku tersisa separuh.
jangan meminta. jangan berharap. doa itu aku akhiri, karena cukup kau tau, aku masih bahagia dengan cara itu aku menyayangi kamu
Kata-kata Manis untuk Kekasih
Bicara tentang cinta Kisah-kisah menjelma Tangis dan tawa beriring Hingga makan sepiring Rindu-rindu menggebu Malu-malu memadu Hingga ragu waktu temu Kisah klasik yang syahdu
Tiada lagi kita, rindu tinggal cerita. Daun telah gugur dari dahan, semoga perpisahan yang menjadi kebaikan.
Perpisahan mungkin bersayap Ia mengepak Bersama ingatan Menuju langit Yang telah berubah Menjadi air mata
Hai, Puan... Tetaplah menjadi matahari di antara mendung. Hai, Tuan... Tetaplah menjadi kekuatan di antara kebimbangan...
Menunggu; Katanya amat jemu Banyak membuang waktu Pikiran jadi tidak karu Makan pun tak nafsu Tapi bagiku Arti menunggu Tidaklah sejemu itu Karena dengan begitu Kita 'kan lebih dewasa oleh rindu.
Cukup sekian cerita panjang tentang lelahnya berjuang Kini saatnya rebah, lalu nikmati tidur panjang
Bertabur bintang di langit matamu. Oh, berjuta warna indahnya. Dan aku mohon untuk kali ini, kekasih, janganlah dulu engkau berkedip, agar terpuaskan hatiku.
Suatu hari nanti rintik hujan Akan tiba di kotamu Dan mengisahkan betapa nyerinya Sebuah kelenyapan
dalam sebuah musium kata..
hilang-hilang-lenyap... Kamu menghilang dan aku kelenyapan. Rumah mana yang akan aku tuju, ketika kamu tidak lagi ada di tempat yang sama sejak hari ini.
Perihalmu Sepanjang malam namamu kutangisi Sebab rindu yang mendzalimi Kubisikan perihalnya pada lembaran-lembaran shyam malam Kukirimkan serupa embun pagi dipelataran teras kamarmu Mungkin telah berkertap menguap sebelum kamu temu Setiap hari sepanjang malamku.
andai kecemasan ada didalam bentuk kemasan, aku ingin membelikanmu sembilan, untuk oleh-oleh ketika kamu mudik ke dalam kenangan.
Mungkin engkamu tuli tidak engkau dengarkah betapa lantangnya aku mengeja tentang menyayangimu
Tenanglah, ada aku di depan pintu. Sewaktu-waktu sewaktu butuh, buka saja.
Cinta!! Kata yang akhirnya berakhir di persemayaman abadi dalam kisah perjalanan kita
Masihlah menerka rindu mana yang ingin di tuju Peluk mana yang lebih hangat Serta senyum mana yang teramat membekas Kemudian hati akan menuntun kemana diri harus berlabuh
Sepi Ini bukanlah tepi Tiada rasa pedih Berujung Bukan berkabung Aku tak bersedih Mentari Surut di sore hari Tutup tabir langit berlalu 'Tuk kembali lagi Asa baru bangkit
Aksaraku gugur di ujung jemari, setelah titik di ujung puisi. Kini tawamu hanya sisa kerenyahan yang kurekam, didalam setiap kecemasan yang disebut malam.
kamu rapalkan mantra-mantra kamu buatku bahagia dengan sengaja engkau menautkan rindu begitu erat pada temu kamu yang menggairahkan dalam singkatnya waktu~
Engengkau rindu yang kuarungi; sejauh-jauh usia tidak kutemukan batas dan ujungnya.
Sudahi saja semua kegamangan didalam hatimu Buat apa menumbuhkan rasa yang cuma mengalir saja tidak tau kapan berhenti tak ingin mencari di mana muaranya Sementara waktu kian berlari Tanpa ampun menggerus usia Akhiri atau kamu akan menangis sia-sia
Engengkau cinta yang kuselami; sedalam-didalam napas tak jua kudapati dasarnya.
Tatapanmu, adalah embun yang tak pernah luruh, segarkan jiwaku, yang telah sekian lama kerontang rapuh.
Rasa rindu bercampur ragu Hendak menyapa, namun ambigu Selalu rasa ini timbul memburu Risau hati dililit cemburu
Seberapa jauh aku pergi Seberapa lama aku berkelana kau tetap tempat paling teduh dijagat raya
Akan kuludahi segala kesombonganmu, Bung! engkau begitu merendahkanku. Suatu saat nanti engkau lihatlah, aku pastikan: aku yang akan lebih dulu memeluk wanita itu.
Saat waktu telah tertutup, Ada hati yang hilang tertiup; Angin dingin dari hujan, Menerbangkan semua kenangan.
Kuselipkan namamu di antara sajak dan senja Tapi engkau tawarkan malam untuk menghapus jingganya
Sama sekali tidak mengerti cara kerja mimpi. Tapi kadang ia menghadirkan orang yang paling kita rindukan tepat waktu
Besok aku menduga, Ada mampir yang siap aku sudahi Kemarin aku sempat renung Aku sudah menunggu tepat hari itu sewaktu saja aku yang menjadi dirimu.
Sesekali aku lupa akan rindu, ketika tubuhku terkujur didalam mimpi. Memimpikan tentang kisah yang telah kita ukir bersama dan menantikan kita berumah bersama.
dengarkah engkau? suara petir yang bergemuruh getir. rintikan hujan yang seakan menangis perih. dedaunan yang bergoyang ke sana dan kemari seakan ingin berlalu. dan aku, yang berdiam diri didalam diam. petir, hujan, dan dedaunan. mewakili diriku mengekspresikan diri.
Kamu terlalu berkilau untuk aku yang redup.
Di mendung yang bergelantungan, ada setitik jingga yang mampu kita temukan di rona senja Ya .... Tempat di mana berjuta asa pernah kita pancang Walau telah redup di ujung laut Tapi masih indah menggenang, di samudera kenangan.
Di tumbuhkan kembali didalam dada, sebuah kenang dari serpihan warna yang terserak, ialah motif tarantula pada bajumu.
Di kedidalaman matamu kutemukan keteduhan Sebuah kehangatan yang tidak pernah terjamah Sebuah ketulusan mendidalam dari cinta sejati Dan mengasihimu biar menjadi rahasia paling khusyuk dalam setiap sujudku
Kenapa engkau berlalu, ketika semua baik-baik saja? Apa perlu aku ubah setiap bahagia menjadi luka, agar kamu tak pergi menemui sang kuasa?
Dibalik kaca ini aku melihatmu, jatuh satu persatu dan bergantung pada apapun yang kau mau. Menceritakan tentang langit yang selalu diam saat kamu tinggalkan, dan ketika keringmu menjadi kenangan, aku hanya mengingatmu sebagai tetesan hujan.
Tidakkah sama, kamu dan aku? Tidakkah pernah lelah menunggu? Menunggu kabar darimu, yang kian kabur dari dinding kamarku, yang kian pekat didalam didalam ingatanku. Yang selalu enggan untuk jujur berkata kalau itu, rindu, Kekasihku.
Ketika langit mendung menghalangi keindahan senja, Apa mungkin sama sebagaimana kamu yang menghalangi rasa rindu ini? —;aku si penikmat senja
tak henti mengejarmu Berdarah-darah menyayangi Paling muka sering diterima tidak pantang hingga cinta bernyawa Menangis tanpa engkau tahu Mencinta tanpa lelah Begitulah cintanya Masih membara meski susah; kisahnya
Debaran hati yang tak menentu Ketika hembusan rindu sengaja bertamu Hadirmu, melemahkan nafsuku Senyumu, menghangatkan jiwaku
Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis
oleh jagolamaran
tag : kata sedih
Inilah Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis,
Kata kata Romantis Untuk kekasih
Kembalikan saja cinta sejati itu ke tempatnya; tidak satupun dari kita, layak memilikinya.
Atas perasaan yang tidak lagi ada, bukan salah siapa-siapa Itu hukum alam yang bicara Sebabnya cakapmu hanya sekadar rencana, sedang rasaku butuh lebih dari sekadar wacana Akibatnya, engkau tak lagi dikenali hatiku sebagai "siapa" yang ingin ku berikanan segala apa
sebagaimana tatapan matamu yang mencuri degup jantungku siang itu Untaian senyumanmu yang menghabisi seluruh asaku Namun kepergianmu ini serupa embun yang menguap penjarakan tubuhku dengan rindu Aku luluh dari rotasi cinta penuh dendam cemburu.
Malam berkelindan sepi Pada selasar rembulan kupetik sunyi, Rindu serasa birahi, mengejar bayangmu, Napas mendesah resah, syahdu jelang mengufuk ..
didalam pahit kopi Kurasa ada sedikit manis kenangan Yang bercampur, didalam cangkir tembaga yang engkau hidangkan
Kita adalah hal pilu Yang semakin lama menjadi debu tercekik dihempas waktu
tak perlu banyak, Cukup satu nama untuk dapat sangat bahagia atau terluka sedalam-dalamnya.
kadang menyayangi itu sebagaimana melangkah di atas api, semakin dekat semakin panas bahkan dapat saja semakin ganas. Tapi tetap saja meskipun begitu aku akan terus selalu mengasihimu, karena aku yakin sesuatu yang berasal dari hati pasti akan sampai ke hati.
hatiku kacau saat kamu ucap ingin mengecup bibirku, Bagaimanakah mungkin, kulumat lembut merah mudanya, Jika jari-jariku saja tidak mampu meraih jari jemari tanganmu.
Kata-kata Mutiara Untuk Kekasih
Dia lenyap tanpa pernah datang. Dia lenyap tanpa pernah ada. Dia hancur tanpa pernah terbentuk. Dan aku kelenyapan, tanpa pernah memiliki.
jika rasa sudah tiada berarti Lisan sudah tak lagi bermakna Maka biarkan air matamu tumpah, tuk luapkan segala sesak yang memenuhi ruang dadamu
Cinta mengupam rambutmu menjadi putih susu, rindu menggoyangkan jantungku menjadi degup yang kesusu. Sini, wuk, kuajari bagaimana memupuk detik agar kamu tidak kelelahan mencuri waktu dari jam yang engkaubiarkan duduk di meja kerjamu.
Saat aku melangkah, apakah engengkau menemani langkahku? atau kamu memilih pergi dan menatap langkahku? semua caramu memberikan sejuta aroma tanya. mungkin aku sudah terhipnotis dalam tingkatan mencinta kasih
sewaktu air mata adalah luka Sembuhkah aku jika kukeluarkan semua? jika air mata adalah derita Akankah bahagia sewaktu kutumpahkan semua?
Sudah tidak lagi mampu ku baitkan senduku didalam puisi, karena terlalu banyak luka yang akan terbaca oleh mata yang selalu terjaga.
Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis
Hatimu serupa ladang baru Tempatku menabur benih rindu Bertunas tiap waktu, Namun terbakar curamnya bisu
Pelabuhan menjadi sebuah saksi Saat kenangan mencekam sunyi Dan membawa pulang sekeping hati Yang telah lenyap lenyap
cinta, berilah aku kelembutan, supaya kejatuhanku tidak melukai ha
Bangunlah sayang, jangan bermimpi terlalu dalam, tengoklah ke kanan; ada aku yang menantimu dengan kesungguhan.
Cinta mengalun lembut, diterbangkan semilir angin, berkelana mencari hati yang mau terima. Meski dia sadar, di ujung sana kecewa sedang menanti.
Syahdan kisah ilalang Tertegun melepas embun Manakala pagi berpamit Aku dengar ceritanya Mahdah dari semak belukar Lirih lalu laun meluruh
Semakin dalam kamu benamkan dirimu didalam lumpur kehidupan Semakin berhak kamu pamerkan keindahan. Jika kau tak sanggup berproses Bagaimana kau dapat berharap Akan indahnya hasil?
Makna hilang jangan jadi penghalang. Kelenyapan cukup jadikan pembelajaran. Sendiri dengan sepi akan terasa lebih baik, dari pada berdua dengan luka. Walaupun kamu tahu arti rindu yang seakan jadi candu
Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis
terkadang, bertubi-tubi duri memang harus mendera, berderet derita memang harus menderu. Karena hanya dengan itulah, diri bisa menjadi sadar; tak lupa diri.
Semua angan yang pernah kita terbangkan, Nyatanya kini melebur bersama hujan Meluruh dengan kesedihan langit yang menghitam.
masih banyak gelisah yang bertapa di hati, merobek-robek hingga tidak terbentuk, entah wujud mana yang ingin dibentuk, sampai bermuncul tanya, entah dia atau aku.
Setiap hari adalah pembelajaran Bahkan dari rumput yang bergoyang pun Ia mengajarkan kita tentang bagaimana bertahan di saat badai melanda Ikuti alurnya, dan kamu akan jadi pemenangnya
Sudah berganti baju waktu sejak terakhir pertemuan. Warnanya lebih perak dari terakhir waktu kulihat. Ia berjalan pelan-pelan; terlihat sedang menunggu. Wajahnya bak pualam memandangku iba dari kejauhan. Ah, aku terlambat lagi.
engkau hadir saat lembayung mengikatku dalam pelukan jingga Menjemputku, membawaku yang telah terbuai elegi rumpun bambu Memberiku kehidupan baru di waktu senjaku
Wahai kekasih; engkau pernah dipersia Lalu aku datang membawah cintaku; sebagai penawarnya walaupun lukamu masih terasa.
Kusadar bahwa apa yang sudah ada kini telah tiada, baik raga, maupun jiwa. Hanya bisa melihat dari balik jendela, potretmu yang telah tertanam, cukup didalam.
tak perlu resah untuk memulai Cobalah untuk tenang agar semua Baik-baik saja. Ketika hati mulai gundah cobalah Untuk bicara bagaimana Sebuah rasa larut didalam kata cinta
Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis
Radar bersandar jiwa gusar Bimbang kenang tanpa bayang Obati sedikit luka Sembuh berbekas kecewa Sakit meratapi nestapa. ~
Aku sudah lelah menyampaikan Maksud apa mau hati. Aku sudah lelah menjadi Pengemis hatimu. Biarkan saja waktu. Menjalankan tugasnya; Menyadarkanmu.
Kopiku nan manis Gula-gula menyelimuti lembut Mendamaikan kenangan pahit Yang beraroma senyuman ~
Saya menemukanmu didalam larik orang lain, tidak dapat ditiru dan dibawa lenyap.
Sebenarnya aku ingin setia, namun apa daya hati suka bercanda, hingga melahirkan rasa yang mendua.
Lama Dan semu Kutatap manis senyum senja Mencoba Ku genggam Dan kupeluk Tapi sayang.. Bulan sudah bersarang dengan sinarnya
Ditemani segelas harapan yang mendingin Secercah lembayung kuning mengintip ruang tamu lewat sela-sela atap bangunan Tampaknya malam kelam menjelma rupa sebagai pagi
Aku masih saja asyik menunggu kisahmu,yang aku pun tidak tahu kau ceritidakan pada siapa sekarang Pendengar setiamu,mungkin
Dan kenyataannya, segala tentang pagi sangat rentan kamu patahkan, pulanglah... kedua lenganmu masih yang ternyaman.
Pagi yang mungil mengelus cemasmu, mengusap nadimu yang berdenyut-denyut, mengingatkanmu untuk sarapan karena di luar sana tidak ada yang menyayangi nyeri lambungmu dan memetiknya sebagaimana aku; tidak ada yang merindui tukak lambungmu, dan menciumnya, sebagaimana aku.
tak terhitung berapa masa tandas percuma. satu detik tiada terbeli dengan harta. duhai waktu, sungguh mahal nian engengkau; begitu berharga setelah berlalu.
Di suatu pulang ibu yang tahu saya suka tahu tahu-tahu memasak tahu, tahu yang dimasak ibu tahu ia akan disulap jadi tiada, tahu-tahu tahu-tahu yang dimasak ibu melarikan diri tanpa tahu bahwa tahu-tahu itu hanya di suatu ketika di kepala saya yang lapar.
seterang matahari mengusap pagi, setenang embun membasuh daun, cinta begitu lembut menjatuhi dadaku lewat teduh matamu. aih, di dunia yang serba musykil ini, begitu mudah aku menyayangimu.
Hidup bagai ballerina Meniti, berjuang mencipta keindahan Atasi sakit, ikuti musik Yang senandungnya mengalir dalam diri Luapkan Cinta yang mewujud bentuk Berputar, lompat, meregang Menjangkau, hadirkan gambaran Persembahan hati yang teguh dalam insan yang rapuh.
Embun rindu dini hari, menetes di atas gersang hati. Sejuk sesaat yang segera menguap, seiring garang realita menatap. Angan tidak selalu jadi kenyataan.
Kata-kata Mutiara untuk kekasih
kafan dan amalan. aku terdiam; mata waktu menatap tajam, mengandung pesan dan mengingatkan. sementara, keningku sudah dingin ditodong pertanyaan-pertanyaan purba.
Bertemu di waktu yang tepat, takdir memberikan kesempatan pada mereka untuk saling memperbaiki dengan bersama berjuang dalam mimpi
Bahagia yang sederhana? Yakni aku yang ikut tertawa Melihat tingkah mu bercanda Aku yang tersenyum Melihat wajahmu tidak murung Aku yang terpaku Melihat engkau senandung Dengan benda di telingamu Di langit hidupku yang mendung.
Seandainya kamu tidak akan pernah kembali, Maka setidaknya harapan sekali saja aku dapat menatapmu tanpa rasa sakit.-
Mereka adalah pelaku, sedang saya hanya seorang peluka.
kadang mencintai rasa takut jauh lebih baik tidakut sewaktu nanti maut menjemput tanpa kecupan, tanpa pelukan Mengetuk pintu takutmu lewat tangan matahari Atau tersembur tanpa permisi dari hitamnya malam Sebab janji telah terlupa dari ingatan kita
Saat jutaan bintang diatur tanpa berbentur, dan bulan yang datang atau pun hilang Sanggupkah kau atur barang semalam? apabila memang kau merasa pemilik daya dan kuasa yang kau agungkan Atau ubahlah tempat datang dan pulang matahari kamu, aku lemah
Pagi ini rasanya memang berbeda dengan pagi kemarin. Tentang kelenyapan yang semakin terasa pekat, tentang dilema yang tidak berkesudahan, tentang kepergian yang tidak mengenal waktu kapan ia akan kembali.
Kepada sajak hujan Aku titipkan gerimis di awal pekan Tanpa janji manis semurni madu hutan Namun yakinlah tetap ada kebaikan di masa depan
Masihkah kamu menghitung-hitung apa saja yang telah aku berikan, sedang cintaku masih saja sebanyak ikan-ikan di lautan.
Kembali dari kebisingan, mengayuh sepi berkelindan dalam sunyi Oh dunia! Aku terkapar di sini, di mana jalanku menuju ilahi?
Dia datang kepada ku Meminjam sedikit kekuatan Dia datang kepada ku Meminta untuk dicintai Aku berikan dia kekuatan Aku berikan dia cinta Tapi akhirnya Berkecai juga
Balikan rasaku, Balikan rasaku.. Aku tidak mau seperti ikan asin lagi yang dijemur hingga kering, Sungguh kerlingan lembar matidaku menjadi basah kali ini, Sudah seribu bulan belum mengering.
kita hanyalah kemungkinan, kemungkinan yang tidak mungkin menjadi mungkin
engkau tinggal dan meninggalkan dua kata itu begitu menyakitkan pergi menjelma kalimat terakhir sebelum air mata lahir. Aku adalah puisi yang tak kunjung usai kamu tulis. Aku adalah cinta yang tidak pernah kau ucap.
Kata-kata Cinta Untuk Pasangan
lenyap adalah caraku menuju petang Saat aku percaya bahwa ia adalah satu-satunya arah pulang yang menenangkan
Kamu nyata, dalam angan saya. Tapi fana, dalam segala nyata.
Didalam cinta, ia tidak tidakut akan kehilangan. Yang dikhawatirkan ia tidak punya rasa cinta sama sekali sampai ia pulang tanpa kembali lagi.
mencintai Sewajarnya Saja, Sebab yang Sehati Belum Tentu Saling Memiliki.
Kubaca lagi pesan-pesan lamamu. Kulihat lagi foto-fotomu. Kugenggam lagi bayang tanganmu. Kupeluk lagi kalbu rindu usang ku padamu. Kuratapi lagi luka darimu. Dan lagi-lagi aku tenggelam lagi didalam elegi. Mengapa aku sedungu ini karena cinta?
kita menanti detik pertama embun mengecup daun. sebab cinta adalah kesegaran pagi yang menjaga harapan kita.
Air mengalir, gemericik terasa dingin. Tanah tergerus, gemuruh terasa lembab. Angin tertiup, hembusan terasa sejuk. Api membakar, membara terasa hangat. Bagaimana dapat aku jatuh hati padamu dan sama sekali tak terasa olehmu?
Aku tidak sedang pura-pura bahagia dengan mengatakan "Aku baik-baik saja", Sebab tanpamu, sunyi membuatku mati, dan bising membuatku asing.
Semoga kita dipertemukan nanti ya, tidak sekarang, entah engkau dengan pasanganmu itu, atau aku bersama dengan kesendirianku hehe
Mungkin doa-doaku selalu sampai... Namun tuhan tau apa yang terbaik untukku, yaitu dengan tidak bersamamu
Kata-kata Sayang untuk pasangan
Ada yang berlalu saat kusesap kopi Ialah; pahitnya kenangan yang dulu datang membawa manisnya harapan
Bahkan tidur belum memberi ruang Untuk dapat memandang yang tercinta Namun mata yang terpejam Menarik kuat kepada dirimu Bahkan di tengah keramaian Di atas kendaraan, di kerumunan orang.
Aku memang berencana untuk mengenal dan lebih dekat denganmu. Namun, sungguh aku tak berencana untuk sakit dan sendiri setelahnya.
Kita adalah dua yang satu, beda yang sama, banyak yang tunggal. Yang kita perlukan hanya saling menyesuaikan.
Purnamaku telah menunggu Kasih yang tidak kunjung sampai Ribuan jalan telah dilalui Namun, tidak kunjung menemukan tujuan Doa-doa telah dilantunkan, pada langit yang berselimut awan Hanya berharap jawaban lewat turunnya hujan
Cinta itu samudera terdalam, dan kamu pulau terjauh. Mencapaimu kurela menyelam sekalipun nyawaku tersisa separuh.
jangan meminta. jangan berharap. doa itu aku akhiri, karena cukup kau tau, aku masih bahagia dengan cara itu aku menyayangi kamu
Kata-kata Manis untuk Kekasih
Bicara tentang cinta Kisah-kisah menjelma Tangis dan tawa beriring Hingga makan sepiring Rindu-rindu menggebu Malu-malu memadu Hingga ragu waktu temu Kisah klasik yang syahdu
Tiada lagi kita, rindu tinggal cerita. Daun telah gugur dari dahan, semoga perpisahan yang menjadi kebaikan.
Perpisahan mungkin bersayap Ia mengepak Bersama ingatan Menuju langit Yang telah berubah Menjadi air mata
Hai, Puan... Tetaplah menjadi matahari di antara mendung. Hai, Tuan... Tetaplah menjadi kekuatan di antara kebimbangan...
Menunggu; Katanya amat jemu Banyak membuang waktu Pikiran jadi tidak karu Makan pun tak nafsu Tapi bagiku Arti menunggu Tidaklah sejemu itu Karena dengan begitu Kita 'kan lebih dewasa oleh rindu.
Cukup sekian cerita panjang tentang lelahnya berjuang Kini saatnya rebah, lalu nikmati tidur panjang
Bertabur bintang di langit matamu. Oh, berjuta warna indahnya. Dan aku mohon untuk kali ini, kekasih, janganlah dulu engkau berkedip, agar terpuaskan hatiku.
Suatu hari nanti rintik hujan Akan tiba di kotamu Dan mengisahkan betapa nyerinya Sebuah kelenyapan
dalam sebuah musium kata..
hilang-hilang-lenyap... Kamu menghilang dan aku kelenyapan. Rumah mana yang akan aku tuju, ketika kamu tidak lagi ada di tempat yang sama sejak hari ini.
Perihalmu Sepanjang malam namamu kutangisi Sebab rindu yang mendzalimi Kubisikan perihalnya pada lembaran-lembaran shyam malam Kukirimkan serupa embun pagi dipelataran teras kamarmu Mungkin telah berkertap menguap sebelum kamu temu Setiap hari sepanjang malamku.
andai kecemasan ada didalam bentuk kemasan, aku ingin membelikanmu sembilan, untuk oleh-oleh ketika kamu mudik ke dalam kenangan.
Mungkin engkamu tuli tidak engkau dengarkah betapa lantangnya aku mengeja tentang menyayangimu
Kata-kata Puitis untuk pasangan manis
Tenanglah, ada aku di depan pintu. Sewaktu-waktu sewaktu butuh, buka saja.
Cinta!! Kata yang akhirnya berakhir di persemayaman abadi dalam kisah perjalanan kita
Masihlah menerka rindu mana yang ingin di tuju Peluk mana yang lebih hangat Serta senyum mana yang teramat membekas Kemudian hati akan menuntun kemana diri harus berlabuh
Sepi Ini bukanlah tepi Tiada rasa pedih Berujung Bukan berkabung Aku tak bersedih Mentari Surut di sore hari Tutup tabir langit berlalu 'Tuk kembali lagi Asa baru bangkit
Aksaraku gugur di ujung jemari, setelah titik di ujung puisi. Kini tawamu hanya sisa kerenyahan yang kurekam, didalam setiap kecemasan yang disebut malam.
kamu rapalkan mantra-mantra kamu buatku bahagia dengan sengaja engkau menautkan rindu begitu erat pada temu kamu yang menggairahkan dalam singkatnya waktu~
Engengkau rindu yang kuarungi; sejauh-jauh usia tidak kutemukan batas dan ujungnya.
Sudahi saja semua kegamangan didalam hatimu Buat apa menumbuhkan rasa yang cuma mengalir saja tidak tau kapan berhenti tak ingin mencari di mana muaranya Sementara waktu kian berlari Tanpa ampun menggerus usia Akhiri atau kamu akan menangis sia-sia
Engengkau cinta yang kuselami; sedalam-didalam napas tak jua kudapati dasarnya.
Tatapanmu, adalah embun yang tak pernah luruh, segarkan jiwaku, yang telah sekian lama kerontang rapuh.
Rasa rindu bercampur ragu Hendak menyapa, namun ambigu Selalu rasa ini timbul memburu Risau hati dililit cemburu
Seberapa jauh aku pergi Seberapa lama aku berkelana kau tetap tempat paling teduh dijagat raya
Akan kuludahi segala kesombonganmu, Bung! engkau begitu merendahkanku. Suatu saat nanti engkau lihatlah, aku pastikan: aku yang akan lebih dulu memeluk wanita itu.
Saat waktu telah tertutup, Ada hati yang hilang tertiup; Angin dingin dari hujan, Menerbangkan semua kenangan.
Kuselipkan namamu di antara sajak dan senja Tapi engkau tawarkan malam untuk menghapus jingganya
Sama sekali tidak mengerti cara kerja mimpi. Tapi kadang ia menghadirkan orang yang paling kita rindukan tepat waktu
Besok aku menduga, Ada mampir yang siap aku sudahi Kemarin aku sempat renung Aku sudah menunggu tepat hari itu sewaktu saja aku yang menjadi dirimu.
Sesekali aku lupa akan rindu, ketika tubuhku terkujur didalam mimpi. Memimpikan tentang kisah yang telah kita ukir bersama dan menantikan kita berumah bersama.
dengarkah engkau? suara petir yang bergemuruh getir. rintikan hujan yang seakan menangis perih. dedaunan yang bergoyang ke sana dan kemari seakan ingin berlalu. dan aku, yang berdiam diri didalam diam. petir, hujan, dan dedaunan. mewakili diriku mengekspresikan diri.
Kamu terlalu berkilau untuk aku yang redup.
Di mendung yang bergelantungan, ada setitik jingga yang mampu kita temukan di rona senja Ya .... Tempat di mana berjuta asa pernah kita pancang Walau telah redup di ujung laut Tapi masih indah menggenang, di samudera kenangan.
Di tumbuhkan kembali didalam dada, sebuah kenang dari serpihan warna yang terserak, ialah motif tarantula pada bajumu.
Di kedidalaman matamu kutemukan keteduhan Sebuah kehangatan yang tidak pernah terjamah Sebuah ketulusan mendidalam dari cinta sejati Dan mengasihimu biar menjadi rahasia paling khusyuk dalam setiap sujudku
Kenapa engkau berlalu, ketika semua baik-baik saja? Apa perlu aku ubah setiap bahagia menjadi luka, agar kamu tak pergi menemui sang kuasa?
Dibalik kaca ini aku melihatmu, jatuh satu persatu dan bergantung pada apapun yang kau mau. Menceritakan tentang langit yang selalu diam saat kamu tinggalkan, dan ketika keringmu menjadi kenangan, aku hanya mengingatmu sebagai tetesan hujan.
Tidakkah sama, kamu dan aku? Tidakkah pernah lelah menunggu? Menunggu kabar darimu, yang kian kabur dari dinding kamarku, yang kian pekat didalam didalam ingatanku. Yang selalu enggan untuk jujur berkata kalau itu, rindu, Kekasihku.
Ketika langit mendung menghalangi keindahan senja, Apa mungkin sama sebagaimana kamu yang menghalangi rasa rindu ini? —;aku si penikmat senja
tak henti mengejarmu Berdarah-darah menyayangi Paling muka sering diterima tidak pantang hingga cinta bernyawa Menangis tanpa engkau tahu Mencinta tanpa lelah Begitulah cintanya Masih membara meski susah; kisahnya
Debaran hati yang tak menentu Ketika hembusan rindu sengaja bertamu Hadirmu, melemahkan nafsuku Senyumu, menghangatkan jiwaku
Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis
oleh jagolamaran
tag : kata sedih
Post a Comment for "Kumpulan kata kata cinta candra malik Bikin Nangis"