Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis
Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis, untuk kamu yang ingin kata-kata bijak yang romantis, kami memiliki banyak koleksi puisi dan quote tentang cinta, tetang rindu, tentang kehidupan, untuk mengenang saat saat anda bersama kekasih hati,
Inilah Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis,

Kembalikan saja cinta sejati itu ke asalnya; tak satupun dari kita,pantas memilikinya.
Atas perasaan yang tidak lagi ada, bukan salah siapa-siapa Itu hukum alam yang bicara Sebabnya cakapmu hanya sekadar rencana, sedang hatiku butuh lebih dari sekadar wacana Akibatnya, kamu tak lagi dikenali rasaku sebagai "siapa" yang ingin ku berikanan segala apa
seperti tatapan matamu yang mencuri degup jantungku siang itu Untaian senyumanmu yang menghabisi seluruh asaku Namun pergimu ini serupa embun yang menguap penjarakan tubuhku dengan rindu Aku luluh dari rotasi cinta penuh dendam cemburu.
Malam berkelindan sepi Pada retak rembulan kupetik sunyi, Rindu serasa birahi, mengejar bayangmu, Napas mendesah resah, syahdu jelang mengufuk ..
dalam pahit kopi Kurasa ada sedikit manis kenangan Yang bercampur, didalam cangkir tembaga yang kamu hidangkan
Kita adalah hal pilu Yang semakin lama menjadi debu tercekik dihempas waktu
tak perlu banyak, Cukup satu nama untuk bisa sangat bahagia atau terluka sedalam-dalamnya.
terkadang mengasihi itu sebagaimana melangkah di atas api, semakin dekat semakin panas bahkan bisa saja semakin ganas. Tapi tetap saja meskipun begitu aku akan terus selalu mencintaimu, karena aku yakin sesuatu yang berasal dari hati pasti akan sampai ke hati.
hatiku kacau kala engkau ucap ingin mengecup bibirku, apakah mungkin, kulumat lembut merah mudanya, bila jari-jariku saja tak mampu meraih jari jemari tanganmu.
Dia lenyap tanpa pernah datang. Dia lenyap tanpa pernah ada. Dia hancur tanpa pernah terbentuk. Dan aku kehilangan, tanpa pernah memiliki.
jika rasa sudah tiada berarti Lisan sudah tak lagi bermakna Maka biarkan air matamu tumpah, tuk luapkan semua sesak yang memenuhi ruang dadamu
Cinta mengupam rambutmu menjadi putih susu, rindu menggoyangkan jantungku menjadi degup yang kesusu. Sini, wuk, kuajari bagaimana menanam detik agar kamu tidak kelelahan mencuri waktu dari jam yang kamubiarkan duduk di meja kerjamu.
Saat aku melangkah, apakah engengkau menemani langkahku? atau engkau memilih menjauh dan menatap langkahku? semua caramu menciptakan sejuta aroma tanya. mungkin aku sudah terhipnotis didalam tingkatan mencinta kasih
jika air mata adalah luka Sembuhkah aku Saat kukeluarkan semua? jika air mata adalah derita Akankah bahagia jika kutumpahkan semua?
Sudah tak lagi mampu ku baitkan senduku didalam puisi, karena terlalu banyak luka yang akan terbaca oleh mata yang selalu terjaga.
Hatimu serupa ladang baru Tempat aku menabur benih rindu Bertunas tiap waktu, Namun terbakar curamnya bisu
Pelabuhan menjadi sebuah saksi Saat kenangan mencekam sunyi Dan membawa pulang sekeping hati Yang telah lenyap berlalu
cinta, berilah aku kelembutan, supaya kejatuhanku tak melukai ha
Bangunlah sayang, jangan bermimpi terlalu dalam, tengoklah ke kanan; ada aku yang menantimu dengan kesungguhan.
Cinta mengalun lembut, diterbangkan semilir angin, berkelana mencari hati yang mau terima. Meski dia sadar, di ujung sana kecewa sedang menanti.
Syahdan kisah ilalang Tertegun melepas embun Manadikala pagi berpamit Aku dengar ceritanya Mahdah dari semak belukar Lirih lalu laun meluruh
Semakin dalam kau benamkan dirimu dalam lumpur kehidupan Semakin berhak kamu pamerkan keindahan. apabila kau tidak sanggup berproses Bagaimana kau dapat berharap Akan indahnya hasil?
Makna lenyap jangan jadi penghalang. Kelenyapan cukup jadikan pembelajaran. Sendiri dengan sepi akan terasa lebih baik, dari pada berdua dengan luka. Walaupun kamu tahu arti rindu yang seakan jadi candu
kadang, bertubi-tubi duri memang harus mendera, berderet derita memang harus menderu. Karena hanya dengan itulah, diri bisa menjadi sadar; tak lupa diri.
Semua angan yang pernah kita terbangkan, Nyatanya kini melebur bersama hujan Meluruh dengan kesedihan langit yang menghitam.
masih banyak gelisah yang bertapa di hati, merobek-robek hingga tak terbentuk, entah wujud mana yang ingin dibentuk, sampai bermuncul tanya, entah dia atau aku.
Setiap hari adalah pembelajaran Bahkan dari rumput yang bergoyang pun Ia mengajarkan kita tentang bagaimana bertahan di saat badai melanda Ikuti alurnya, dan engkau akan jadi pemenangnya
Sudah berganti baju waktu sejak terakhir pertemuan. Warnanya lebih perak dari terakhir waktu kulihat. Ia berjalan pelan-pelan; terlihat sedang menunggu. Wajahnya bak pualam memandangku iba dari kejauhan. Ah, aku terlambat lagi.
kamu hadir saat lembayung mengikatku didalam pelukan jingga Menjemputku, membawaku yang telah terbuai elegi rumpun bambu Memberiku kehidupan baru di waktu senjaku
Wahai kekasih; engkamu pernah dipersia Lalu aku datang membawah cintaku; sebagai penawarnya walaupun lukamu masih terasa.
Kusadar bahwa apa yang sudah ada kini telah tiada, baik raga, maupun jiwa. Hanya dapat melihat dari balik jendela, potretmu yang telah tertanam, cukup dalam.
tidak perlu resah untuk memulai Cobalah untuk tenang agar semua Baik-baik saja. Ketika hati mulai gundah cobalah Untuk bicara bagaimana Sebuah rasa larut didalam kata cinta
Radar bersandar jiwa gusar Bimbang kenang tanpa bayang Obati sedikit luka Sembuh berbekas kecewa Sakit meratapi nestapa. ~
Aku sudah lelah menyampaikan Maksud apa mau hati. Aku sudah lelah menjadi Pengemis hatimu. Biarkan saja waktu. Menjalankan tugasnya; Menyadarkanmu.
Kopiku nan manis Gula-gula menyelimuti lembut Mendamaikan kenangan pahit Yang beraroma senyuman ~
Saya menemukanmu didalam larik orang lain, tidak dapat ditiru dan dibawa lenyap.
Sebenarnya aku ingin setia, namun apa daya hati suka bercanda, hingga melahirkan rasa yang mendua.
Lama Dan semu Kutatap manis senyum senja Mencoba Ku genggam Dan kupeluk Tapi sayang.. Bulan sudah bersarang dengan sinarnya
Ditemani segelas harapan yang mendingin Secercah lembayung kuning mengintip ruang tamu lewat sela-sela atap bangunan Tampaknya malam kelam menjelma rupa sebagai pagi
Aku masih saja asyik menunggu kisahmu,yang aku pun tak tahu engkau ceritidakan pada siapa sekarang Pendengar setiamu,mungkin
Dan kenyataannya, segala tentang pagi sangat rentan kau patahkan, pulanglah... kedua lenganmu masih yang ternyaman.
Pagi yang mungil mengelus cemasmu, mengusap nadimu yang berdenyut-denyut, mengingatkanmu untuk sarapan karena di luar sana tidak ada yang menyayangi nyeri lambungmu dan memetiknya seperti aku; tidak ada yang merindui tukak lambungmu, dan menciumnya, sebagaimana aku.
tidak terhitung berapa masa tandas percuma. satu detik tiada terbeli dengan harta. duhai waktu, sungguh mahal nian engkau; begitu berharga setelah berlalu.
Di suatu pulang ibu yang tahu saya suka tahu tahu-tahu memasak tahu, tahu yang dimasak ibu tahu ia akan disulap jadi tiada, tahu-tahu tahu-tahu yang dimasak ibu melarikan diri tanpa tahu bahwa tahu-tahu itu hanya di suatu ketika di kepala saya yang lapar.
seterang matahari mengusap pagi, setenang embun membasuh daun, cinta begitu lembut menjatuhi dadaku lewat teduh matamu. aih, di dunia yang serba musykil ini, begitu mudah aku mengasihimu.
Hidup bagai ballerina Meniti, berjuang mencipta keindahan Atasi sakit, ikuti musik Yang senandungnya mengalir dalam diri Luapkan Cinta yang mewujud bentuk Berputar, lompat, meregang Menjangengkau, hadirkan gambaran Persembahan hati yang teguh didalam insan yang rapuh.
Embun rindu dini hari, menetes di atas gersang hati. Sejuk sesaat yang segera menguap, seiring garang realita menatap. Angan tak selalu jadi kenyataan.
kafan dan amalan. aku terdiam; mata waktu menatap tajam, mengandung pesan dan mengingatkan. sementara, keningku sudah dingin ditodong pertanyaan-pertanyaan purba.
Bertemu di waktu yang tepat, takdir memberikan kesempatan pada mereka untuk saling memperbaiki dengan bersama berjuang didalam mimpi
Bahagia yang sederhana? Yakni aku yang ikut tertawa Melihat tingkah mu bercanda Aku yang tersenyum Melihat wajahmu tak murung Aku yang terpaku Melihat kamu senandung Dengan benda di telingamu Di langit hidupku yang mendung.
Seandainya kamu tidak akan pernah kembali, Maka setidaknya harapan sekali saja aku bisa menatapmu tanpa rasa sakit.-
Mereka adalah pelaku, sedang saya hanya seorang peluka.
terkadang mencintai rasa tidakut jauh lebih baik takut sewaktu nanti maut menjemput tanpa kecupan, tanpa pelukan Mengetuk pintu takutmu lewat tangan matahari Atau tersembur tanpa permisi dari hitamnya malam Sebab janji telah terlupa dari ingatan kita
Saat jutaan bintang diatur tanpa berbentur, dan bulan yang datang atau pun hilang Sanggupkah kamu atur barang semalam? jika memang kau merasa pemilik daya dan kuasa yang kau agungkan Atau ubahlah tempat datang dan pulang matahari kamu, aku lemah
Pagi ini rasanya memang berbeda dengan pagi kemarin. Tentang kelenyapan yang semakin terasa pekat, tentang dilema yang tidak berkesudahan, tentang keberlaluan yang tidak mengenal waktu kapan ia akan kembali.
Kepada sajak hujan Aku titipkan gerimis di awal pekan Tanpa janji manis semurni madu hutan Namun yakinlah tetap ada kebaikan di masa depan
Masihkah kamu menghitung-hitung apa saja yang telah aku berikan, sedang cintaku masih saja sebanyak ikan-ikan di lautan.
Kembali dari kebisingan, mengayuh sepi berkelindan dalam sunyi Oh dunia! Aku terkapar di sini, di mana jalanku menuju ilahi?
Dia datang kepada ku Meminjam sedikit kekuatan Dia datang kepada ku Meminta untuk dicintai Aku berikan dia kekuatan Aku berikan dia cinta Tapi akhirnya Berkecai juga
Balikan rasaku, Balikan rasaku.. Aku tidak mau sebagaimana ikan asin lagi yang dijemur hingga kering, Sungguh kerlingan lembar mataku menjadi basah kali ini, Sudah seribu bulan belum mengering.
kamu tinggal dan meninggalkan dua kata itu begitu menyakitkan lenyap menjelma kalimat terakhir sebelum air mata lahir. Aku adalah puisi yang tak kunjung usai kamu tulis. Aku adalah cinta yang tidak pernah kau ucap.
lenyap adalah caraku menuju petang Saat aku percaya bahwa ia adalah satu-satunya arah pulang yang menenangkan
Kamu nyata, dalam angan saya. Tapi fana, dalam segala nyata.
Dididalam cinta, ia tidak takut akan kehilangan. Yang dikhawatirkan ia tidak punya rasa cinta sama sekali sampai ia pulang tanpa kembali lagi.
mencintai Sewajarnya Saja, Sebab yang Sehati Belum Tentu Saling Memiliki.
Kubaca lagi pesan-pesan lamamu. Kulihat lagi foto-fotomu. Kugenggam lagi bayang tanganmu. Kupeluk lagi kalbu rindu usang ku padamu. Kuratapi lagi luka darimu. Dan lagi-lagi aku tenggelam lagi didalam elegi. Mengapa aku sedungu ini karena cinta?
kita menanti detik pertama embun mengecup daun. sebab cinta adalah kesegaran pagi yang menjaga harapan kita.
Air mengalir, gemericik terasa dingin. Tanah tergerus, gemuruh terasa lembab. Angin tertiup, hembusan terasa sejuk. Api membakar, membara terasa hangat. Bagaimana bisa aku jatuh hati padamu dan sama sekali tidak terasa olehmu?
Aku tidak sedang pura-pura bahagia dengan mengatakan "Aku baik-baik saja", Sebab tanpamu, sunyi membuatku mati, dan bising membuatku asing.
Semoga kita dipertemukan nanti ya, tidak sekarang, entah kau dengan pasanganmu itu, atau aku bersama dengan kesendirianku hehe
Mungkin doa-doaku selalu sampai... Namun tuhan tau apa yang terbaik untukku, yaitu dengan tidak bersamamu
Ada yang pergi saat kusesap kopi Ialah; pahitnya kenangan yang dulu datang membawa manisnya harapan
Bahkan tidur belum memberi ruang Untuk bisa memandang yang tercinta Namun mata yang terpejam Menarik kuat kepada dirimu Bahkan di tengah keramaian Di atas kendaraan, di kerumunan orang.
Aku memang berencana untuk mengenal dan lebih dekat denganmu. Namun, sungguh aku tak berencana untuk sakit dan sendiri setelahnya.
Kita adalah dua yang satu, beda yang sama, banyak yang tunggal. Yang kita perlukan hanya saling menyesuaikan.
Purnamaku telah menunggu Kasih yang tak kunjung sampai Ribuan jalan telah dilalui Namun, tidak kunjung menemukan tujuan Doa-doa telah dilantunkan, pada langit yang berselimut awan Hanya berharap jawaban lewat turunnya hujan
Cinta itu samudera terdalam, dan kau pulau terjauh. Mencapaimu kurela menyelam sekalipun nyawaku tersisa separuh.
jangan meminta. jangan berharap. doa itu aku akhiri, karena cukup kamu tau, aku masih bahagia dengan cara itu aku menyayangi kamu
Kata-kata Manis untuk Kekasih
Bicara tentang cinta Kisah-kisah menjelma Tangis dan tawa beriring Hingga makan sepiring Rindu-rindu menggebu Malu-malu memadu Hingga ragu saat temu Kisah klasik yang syahdu
Tiada lagi kita, rindu tinggal cerita. Daun telah gugur dari dahan, semoga perpisahan yang menjadi kebaikan.
Perpisahan mungkin bersayap Ia mengepak Bersama ingatan Menuju langit Yang telah berubah Menjadi air mata
Hai, Puan... Tetaplah menjadi matahari di antara mendung. Hai, Tuan... Tetaplah menjadi kekuatan di antara kebimbangan...
Menunggu; Katanya amat jemu Banyak membuang waktu Pikiran jadi tak karu Makan pun tidak nafsu Tapi bagiku Arti menunggu Tidaklah sejemu itu Karena dengan begitu Kita 'kan lebih dewasa oleh rindu.
Cukup sekian cerita panjang tentang lelahnya berjuang Kini saatnya rebah, lalu nikmati tidur panjang
Bertabur bintang di langit matamu. Oh, berjuta warna indahnya. Dan aku mohon untuk kali ini, kekasih, janganlah dulu kamu berkedip, agar terpuaskan rasaku.
Suatu hari nanti rintik hujan Akan tiba di kotamu Dan mengisahkan betapa nyerinya Sebuah kelenyapan
dalam sebuah musium kata..
lenyap-lenyap-lenyap... Kamu menglenyap dan aku kehilangan. Rumah mana yang akan aku tuju, ketika kamu tidak lagi ada di tempat yang sama sejak hari ini.
Perihalmu Sepanjang malam namamu kutangisi Sebab rindu yang mendzalimi Kubisikan perihalnya pada lembaran-lembaran shyam malam Kukirimkan serupa embun pagi dipelataran teras kamarmu Mungkin telah berkertap menguap sebelum kau temu Setiap hari sepanjang malamku.
andai kecemasan ada dalam bentuk kemasan, aku ingin membelikanmu semapabilan, untuk oleh-oleh ketika kamu mudik ke dalam kenangan.
Mungkin engengkau tuli tak kamu dengarkah betapa lantangnya aku mengeja tentang mencintaimu
Tenanglah, ada aku di depan pintu. Sewaktu-waktu Saat butuh, buka saja.
Cinta!! Kata yang akhirnya berakhir di persemayaman abadi didalam kisah perjalanan kita
Masihlah menerka rindu mana yang ingin di tuju Peluk mana yang lebih hangat Serta senyum mana yang teramat membekas Kemudian hati akan menuntun kemana diri harus berlabuh
Sepi Ini bukanlah tepi Tiada rasa pedih Berujung Bukan berkabung Aku tak bersedih Mentari Surut di sore hari Tutup tabir langit lenyap 'Tuk kembali lagi Asa baru bangkit

Aksaraku gugur di ujung jemari, setelah titik di ujung puisi. Kini tawamu hanya sisa kerenyahan yang kurekam, dalam setiap kecemasan yang disebut malam.
engkau rapalkan mantra-mantra kau buatku bahagia dengan sengaja kamu menautkan rindu begitu erat pada temu engkau yang menggairahkan dalam singkatnya waktu~
Engkau rindu yang kuarungi; sejauh-jauh usia tidak kutemukan batas dan ujungnya.
Sudahi saja semua kegamangan didalam hatimu Buat apa menumbuhkan rasa yang cuma mengalir saja tidak tau kapan berhenti tak ingin mencari di mana muaranya Sementara waktu kian berlari Tanpa ampun menggerus usia Akhiri atau kamu akan menangis sia-sia
Engengkau cinta yang kuselami; sedidalam-didalam napas tak jua kudapati dasarnya.
Tatapanmu, adalah embun yang tidak pernah luruh, segarkan jiwaku, yang telah sekian lama kerontang rapuh.
Rasa rindu bercampur ragu Hendak menyapa, namun ambigu Selalu rasa ini timbul memburu Risau hati dililit cemburu
Seberapa jauh aku lenyap Seberapa lama aku berkelana kamu tetap tempat paling teduh dijagat raya
Akan kuludahi segala kesombonganmu, Bung! kau begitu merendahkanku. Suatu saat nanti kamu lihatlah, aku pastikan: aku yang akan lebih dulu memeluk wanita itu.
Saat waktu telah tertutup, Ada hati yang hilang tertiup; Angin dingin dari hujan, Menerbangkan semua kenangan.
Kuselipkan namamu di antara sajak dan senja Tapi engkau tawarkan malam untuk menghapus jingganya
Sama sekali tidak mengerti cara kerja mimpi. Tapi kadang ia menghadirkan orang yang paling kita rindukan tepat waktu
Besok aku menduga, Ada mampir yang siap aku sudahi Kemarin aku sempat renung Aku sudah menunggu tepat hari itu Saat saja aku yang menjadi dirimu.
Sesekali aku lupa akan rindu, ketika tubuhku terkujur dalam mimpi. Memimpikan tentang kisah yang telah kita ukir bersama dan menantikan kita berumah bersama.
dengarkah engkau? suara petir yang bergemuruh getir. rintikan hujan yang seakan menangis perih. dedaunan yang bergoyang ke sana dan kemari seakan ingin pergi. dan aku, yang berdiam diri dalam diam. petir, hujan, dan dedaunan. mewakili diriku mengekspresikan diri.
Kamu terlalu berkilau untuk aku yang redup.
Di mendung yang bergelantungan, ada setitik jingga yang mampu kita temukan di rona senja Ya .... Tempat di mana berjuta asa pernah kita pancang Walau telah redup di ujung laut Tapi masih indah menggenang, di samudera kenangan.
Di tumbuhkan kembali dalam dada, sebuah kenang dari serpihan warna yang terserak, ialah motif tarantula pada bajumu.
Di kedalaman matamu kutemukan keteduhan Sebuah kehangatan yang tak pernah terjamah Sebuah ketulusan mendalam dari cinta sejati Dan mencintaimu biar menjadi rahasia paling khusyuk didalam setiap sujudku
Kenapa engkau lenyap, ketika semua baik-baik saja? Apa perlu aku ubah setiap bahagia menjadi luka, agar kau tidak berlalu menemui sang kuasa?
Dibalik kaca ini aku melihatmu, jatuh satu persatu dan bergantung pada apapun yang kamu mau. Menceritakan tentang langit yang selalu diam saat engkau tinggalkan, dan ketika keringmu menjadi kenangan, aku hanya mengingatmu sebagai tetesan hujan.
Tidakkah sama, kau dan aku? Tidakkah pernah lelah menunggu? Menunggu kabar darimu, yang kian kabur dari dinding kamarku, yang kian pekat dalam dalam ingatanku. Yang selalu enggan untuk jujur berkata waktuu itu, rindu, Kekasihku.
Ketika langit mendung menghalangi keindahan senja, Apa mungkin sama sebagaimana kamu yang menghalangi rasa rindu ini? —;aku si penikmat senja
tidak henti mengejarmu Berdarah-darah menyayangi Paling muka sering diterima tidak pantang hingga cinta bernyawa Menangis tanpa engkau tahu Mencinta tanpa lelah Begitulah cintanya Masih membara meski susah; kisahnya
Debaran hati yang tak menentu Ketika hembusan rindu sengaja bertamu Hadirmu, melemahkan nafsuku Senyumu, menghangatkan jiwaku
Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis
oleh jagolamaran
tag : kata sedih
Inilah Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis,

Kata kata Romantis Untuk kekasih
Kembalikan saja cinta sejati itu ke asalnya; tak satupun dari kita,pantas memilikinya.
Atas perasaan yang tidak lagi ada, bukan salah siapa-siapa Itu hukum alam yang bicara Sebabnya cakapmu hanya sekadar rencana, sedang hatiku butuh lebih dari sekadar wacana Akibatnya, kamu tak lagi dikenali rasaku sebagai "siapa" yang ingin ku berikanan segala apa
seperti tatapan matamu yang mencuri degup jantungku siang itu Untaian senyumanmu yang menghabisi seluruh asaku Namun pergimu ini serupa embun yang menguap penjarakan tubuhku dengan rindu Aku luluh dari rotasi cinta penuh dendam cemburu.
Malam berkelindan sepi Pada retak rembulan kupetik sunyi, Rindu serasa birahi, mengejar bayangmu, Napas mendesah resah, syahdu jelang mengufuk ..
dalam pahit kopi Kurasa ada sedikit manis kenangan Yang bercampur, didalam cangkir tembaga yang kamu hidangkan
Kita adalah hal pilu Yang semakin lama menjadi debu tercekik dihempas waktu
tak perlu banyak, Cukup satu nama untuk bisa sangat bahagia atau terluka sedalam-dalamnya.
terkadang mengasihi itu sebagaimana melangkah di atas api, semakin dekat semakin panas bahkan bisa saja semakin ganas. Tapi tetap saja meskipun begitu aku akan terus selalu mencintaimu, karena aku yakin sesuatu yang berasal dari hati pasti akan sampai ke hati.
hatiku kacau kala engkau ucap ingin mengecup bibirku, apakah mungkin, kulumat lembut merah mudanya, bila jari-jariku saja tak mampu meraih jari jemari tanganmu.
Kata-kata Mutiara Untuk Kekasih
Dia lenyap tanpa pernah datang. Dia lenyap tanpa pernah ada. Dia hancur tanpa pernah terbentuk. Dan aku kehilangan, tanpa pernah memiliki.
jika rasa sudah tiada berarti Lisan sudah tak lagi bermakna Maka biarkan air matamu tumpah, tuk luapkan semua sesak yang memenuhi ruang dadamu
Cinta mengupam rambutmu menjadi putih susu, rindu menggoyangkan jantungku menjadi degup yang kesusu. Sini, wuk, kuajari bagaimana menanam detik agar kamu tidak kelelahan mencuri waktu dari jam yang kamubiarkan duduk di meja kerjamu.
Saat aku melangkah, apakah engengkau menemani langkahku? atau engkau memilih menjauh dan menatap langkahku? semua caramu menciptakan sejuta aroma tanya. mungkin aku sudah terhipnotis didalam tingkatan mencinta kasih
jika air mata adalah luka Sembuhkah aku Saat kukeluarkan semua? jika air mata adalah derita Akankah bahagia jika kutumpahkan semua?
Sudah tak lagi mampu ku baitkan senduku didalam puisi, karena terlalu banyak luka yang akan terbaca oleh mata yang selalu terjaga.
Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis
Hatimu serupa ladang baru Tempat aku menabur benih rindu Bertunas tiap waktu, Namun terbakar curamnya bisu
Pelabuhan menjadi sebuah saksi Saat kenangan mencekam sunyi Dan membawa pulang sekeping hati Yang telah lenyap berlalu
cinta, berilah aku kelembutan, supaya kejatuhanku tak melukai ha
Bangunlah sayang, jangan bermimpi terlalu dalam, tengoklah ke kanan; ada aku yang menantimu dengan kesungguhan.
Cinta mengalun lembut, diterbangkan semilir angin, berkelana mencari hati yang mau terima. Meski dia sadar, di ujung sana kecewa sedang menanti.
Syahdan kisah ilalang Tertegun melepas embun Manadikala pagi berpamit Aku dengar ceritanya Mahdah dari semak belukar Lirih lalu laun meluruh
Semakin dalam kau benamkan dirimu dalam lumpur kehidupan Semakin berhak kamu pamerkan keindahan. apabila kau tidak sanggup berproses Bagaimana kau dapat berharap Akan indahnya hasil?
Makna lenyap jangan jadi penghalang. Kelenyapan cukup jadikan pembelajaran. Sendiri dengan sepi akan terasa lebih baik, dari pada berdua dengan luka. Walaupun kamu tahu arti rindu yang seakan jadi candu
Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis
kadang, bertubi-tubi duri memang harus mendera, berderet derita memang harus menderu. Karena hanya dengan itulah, diri bisa menjadi sadar; tak lupa diri.
Semua angan yang pernah kita terbangkan, Nyatanya kini melebur bersama hujan Meluruh dengan kesedihan langit yang menghitam.
masih banyak gelisah yang bertapa di hati, merobek-robek hingga tak terbentuk, entah wujud mana yang ingin dibentuk, sampai bermuncul tanya, entah dia atau aku.
Setiap hari adalah pembelajaran Bahkan dari rumput yang bergoyang pun Ia mengajarkan kita tentang bagaimana bertahan di saat badai melanda Ikuti alurnya, dan engkau akan jadi pemenangnya
Sudah berganti baju waktu sejak terakhir pertemuan. Warnanya lebih perak dari terakhir waktu kulihat. Ia berjalan pelan-pelan; terlihat sedang menunggu. Wajahnya bak pualam memandangku iba dari kejauhan. Ah, aku terlambat lagi.
kamu hadir saat lembayung mengikatku didalam pelukan jingga Menjemputku, membawaku yang telah terbuai elegi rumpun bambu Memberiku kehidupan baru di waktu senjaku
Wahai kekasih; engkamu pernah dipersia Lalu aku datang membawah cintaku; sebagai penawarnya walaupun lukamu masih terasa.
Kusadar bahwa apa yang sudah ada kini telah tiada, baik raga, maupun jiwa. Hanya dapat melihat dari balik jendela, potretmu yang telah tertanam, cukup dalam.
tidak perlu resah untuk memulai Cobalah untuk tenang agar semua Baik-baik saja. Ketika hati mulai gundah cobalah Untuk bicara bagaimana Sebuah rasa larut didalam kata cinta
Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis
Radar bersandar jiwa gusar Bimbang kenang tanpa bayang Obati sedikit luka Sembuh berbekas kecewa Sakit meratapi nestapa. ~
Aku sudah lelah menyampaikan Maksud apa mau hati. Aku sudah lelah menjadi Pengemis hatimu. Biarkan saja waktu. Menjalankan tugasnya; Menyadarkanmu.
Kopiku nan manis Gula-gula menyelimuti lembut Mendamaikan kenangan pahit Yang beraroma senyuman ~
Saya menemukanmu didalam larik orang lain, tidak dapat ditiru dan dibawa lenyap.
Sebenarnya aku ingin setia, namun apa daya hati suka bercanda, hingga melahirkan rasa yang mendua.
Lama Dan semu Kutatap manis senyum senja Mencoba Ku genggam Dan kupeluk Tapi sayang.. Bulan sudah bersarang dengan sinarnya
Ditemani segelas harapan yang mendingin Secercah lembayung kuning mengintip ruang tamu lewat sela-sela atap bangunan Tampaknya malam kelam menjelma rupa sebagai pagi
Aku masih saja asyik menunggu kisahmu,yang aku pun tak tahu engkau ceritidakan pada siapa sekarang Pendengar setiamu,mungkin
Dan kenyataannya, segala tentang pagi sangat rentan kau patahkan, pulanglah... kedua lenganmu masih yang ternyaman.
Pagi yang mungil mengelus cemasmu, mengusap nadimu yang berdenyut-denyut, mengingatkanmu untuk sarapan karena di luar sana tidak ada yang menyayangi nyeri lambungmu dan memetiknya seperti aku; tidak ada yang merindui tukak lambungmu, dan menciumnya, sebagaimana aku.
tidak terhitung berapa masa tandas percuma. satu detik tiada terbeli dengan harta. duhai waktu, sungguh mahal nian engkau; begitu berharga setelah berlalu.
Di suatu pulang ibu yang tahu saya suka tahu tahu-tahu memasak tahu, tahu yang dimasak ibu tahu ia akan disulap jadi tiada, tahu-tahu tahu-tahu yang dimasak ibu melarikan diri tanpa tahu bahwa tahu-tahu itu hanya di suatu ketika di kepala saya yang lapar.
seterang matahari mengusap pagi, setenang embun membasuh daun, cinta begitu lembut menjatuhi dadaku lewat teduh matamu. aih, di dunia yang serba musykil ini, begitu mudah aku mengasihimu.
Hidup bagai ballerina Meniti, berjuang mencipta keindahan Atasi sakit, ikuti musik Yang senandungnya mengalir dalam diri Luapkan Cinta yang mewujud bentuk Berputar, lompat, meregang Menjangengkau, hadirkan gambaran Persembahan hati yang teguh didalam insan yang rapuh.
Embun rindu dini hari, menetes di atas gersang hati. Sejuk sesaat yang segera menguap, seiring garang realita menatap. Angan tak selalu jadi kenyataan.
Kata-kata Mutiara untuk kekasih
kafan dan amalan. aku terdiam; mata waktu menatap tajam, mengandung pesan dan mengingatkan. sementara, keningku sudah dingin ditodong pertanyaan-pertanyaan purba.
Bertemu di waktu yang tepat, takdir memberikan kesempatan pada mereka untuk saling memperbaiki dengan bersama berjuang didalam mimpi
Bahagia yang sederhana? Yakni aku yang ikut tertawa Melihat tingkah mu bercanda Aku yang tersenyum Melihat wajahmu tak murung Aku yang terpaku Melihat kamu senandung Dengan benda di telingamu Di langit hidupku yang mendung.
Seandainya kamu tidak akan pernah kembali, Maka setidaknya harapan sekali saja aku bisa menatapmu tanpa rasa sakit.-
Mereka adalah pelaku, sedang saya hanya seorang peluka.
terkadang mencintai rasa tidakut jauh lebih baik takut sewaktu nanti maut menjemput tanpa kecupan, tanpa pelukan Mengetuk pintu takutmu lewat tangan matahari Atau tersembur tanpa permisi dari hitamnya malam Sebab janji telah terlupa dari ingatan kita
Saat jutaan bintang diatur tanpa berbentur, dan bulan yang datang atau pun hilang Sanggupkah kamu atur barang semalam? jika memang kau merasa pemilik daya dan kuasa yang kau agungkan Atau ubahlah tempat datang dan pulang matahari kamu, aku lemah
Pagi ini rasanya memang berbeda dengan pagi kemarin. Tentang kelenyapan yang semakin terasa pekat, tentang dilema yang tidak berkesudahan, tentang keberlaluan yang tidak mengenal waktu kapan ia akan kembali.
Kepada sajak hujan Aku titipkan gerimis di awal pekan Tanpa janji manis semurni madu hutan Namun yakinlah tetap ada kebaikan di masa depan
Masihkah kamu menghitung-hitung apa saja yang telah aku berikan, sedang cintaku masih saja sebanyak ikan-ikan di lautan.
Kembali dari kebisingan, mengayuh sepi berkelindan dalam sunyi Oh dunia! Aku terkapar di sini, di mana jalanku menuju ilahi?
Dia datang kepada ku Meminjam sedikit kekuatan Dia datang kepada ku Meminta untuk dicintai Aku berikan dia kekuatan Aku berikan dia cinta Tapi akhirnya Berkecai juga
Balikan rasaku, Balikan rasaku.. Aku tidak mau sebagaimana ikan asin lagi yang dijemur hingga kering, Sungguh kerlingan lembar mataku menjadi basah kali ini, Sudah seribu bulan belum mengering.
kita hanyalah kemungkinan, kemungkinan yang tak mungkin menjadi mungkin
kamu tinggal dan meninggalkan dua kata itu begitu menyakitkan lenyap menjelma kalimat terakhir sebelum air mata lahir. Aku adalah puisi yang tak kunjung usai kamu tulis. Aku adalah cinta yang tidak pernah kau ucap.
Kata-kata Cinta Untuk Pasangan
lenyap adalah caraku menuju petang Saat aku percaya bahwa ia adalah satu-satunya arah pulang yang menenangkan
Kamu nyata, dalam angan saya. Tapi fana, dalam segala nyata.
Dididalam cinta, ia tidak takut akan kehilangan. Yang dikhawatirkan ia tidak punya rasa cinta sama sekali sampai ia pulang tanpa kembali lagi.
mencintai Sewajarnya Saja, Sebab yang Sehati Belum Tentu Saling Memiliki.
Kubaca lagi pesan-pesan lamamu. Kulihat lagi foto-fotomu. Kugenggam lagi bayang tanganmu. Kupeluk lagi kalbu rindu usang ku padamu. Kuratapi lagi luka darimu. Dan lagi-lagi aku tenggelam lagi didalam elegi. Mengapa aku sedungu ini karena cinta?
kita menanti detik pertama embun mengecup daun. sebab cinta adalah kesegaran pagi yang menjaga harapan kita.
Air mengalir, gemericik terasa dingin. Tanah tergerus, gemuruh terasa lembab. Angin tertiup, hembusan terasa sejuk. Api membakar, membara terasa hangat. Bagaimana bisa aku jatuh hati padamu dan sama sekali tidak terasa olehmu?
Aku tidak sedang pura-pura bahagia dengan mengatakan "Aku baik-baik saja", Sebab tanpamu, sunyi membuatku mati, dan bising membuatku asing.
Semoga kita dipertemukan nanti ya, tidak sekarang, entah kau dengan pasanganmu itu, atau aku bersama dengan kesendirianku hehe
Mungkin doa-doaku selalu sampai... Namun tuhan tau apa yang terbaik untukku, yaitu dengan tidak bersamamu
Kata-kata Sayang untuk pasangan
Ada yang pergi saat kusesap kopi Ialah; pahitnya kenangan yang dulu datang membawa manisnya harapan
Bahkan tidur belum memberi ruang Untuk bisa memandang yang tercinta Namun mata yang terpejam Menarik kuat kepada dirimu Bahkan di tengah keramaian Di atas kendaraan, di kerumunan orang.
Aku memang berencana untuk mengenal dan lebih dekat denganmu. Namun, sungguh aku tak berencana untuk sakit dan sendiri setelahnya.
Kita adalah dua yang satu, beda yang sama, banyak yang tunggal. Yang kita perlukan hanya saling menyesuaikan.
Purnamaku telah menunggu Kasih yang tak kunjung sampai Ribuan jalan telah dilalui Namun, tidak kunjung menemukan tujuan Doa-doa telah dilantunkan, pada langit yang berselimut awan Hanya berharap jawaban lewat turunnya hujan
Cinta itu samudera terdalam, dan kau pulau terjauh. Mencapaimu kurela menyelam sekalipun nyawaku tersisa separuh.
jangan meminta. jangan berharap. doa itu aku akhiri, karena cukup kamu tau, aku masih bahagia dengan cara itu aku menyayangi kamu
Kata-kata Manis untuk Kekasih
Bicara tentang cinta Kisah-kisah menjelma Tangis dan tawa beriring Hingga makan sepiring Rindu-rindu menggebu Malu-malu memadu Hingga ragu saat temu Kisah klasik yang syahdu
Tiada lagi kita, rindu tinggal cerita. Daun telah gugur dari dahan, semoga perpisahan yang menjadi kebaikan.
Perpisahan mungkin bersayap Ia mengepak Bersama ingatan Menuju langit Yang telah berubah Menjadi air mata
Hai, Puan... Tetaplah menjadi matahari di antara mendung. Hai, Tuan... Tetaplah menjadi kekuatan di antara kebimbangan...
Menunggu; Katanya amat jemu Banyak membuang waktu Pikiran jadi tak karu Makan pun tidak nafsu Tapi bagiku Arti menunggu Tidaklah sejemu itu Karena dengan begitu Kita 'kan lebih dewasa oleh rindu.
Cukup sekian cerita panjang tentang lelahnya berjuang Kini saatnya rebah, lalu nikmati tidur panjang
Bertabur bintang di langit matamu. Oh, berjuta warna indahnya. Dan aku mohon untuk kali ini, kekasih, janganlah dulu kamu berkedip, agar terpuaskan rasaku.
Suatu hari nanti rintik hujan Akan tiba di kotamu Dan mengisahkan betapa nyerinya Sebuah kelenyapan
dalam sebuah musium kata..
lenyap-lenyap-lenyap... Kamu menglenyap dan aku kehilangan. Rumah mana yang akan aku tuju, ketika kamu tidak lagi ada di tempat yang sama sejak hari ini.
Perihalmu Sepanjang malam namamu kutangisi Sebab rindu yang mendzalimi Kubisikan perihalnya pada lembaran-lembaran shyam malam Kukirimkan serupa embun pagi dipelataran teras kamarmu Mungkin telah berkertap menguap sebelum kau temu Setiap hari sepanjang malamku.
andai kecemasan ada dalam bentuk kemasan, aku ingin membelikanmu semapabilan, untuk oleh-oleh ketika kamu mudik ke dalam kenangan.
Mungkin engengkau tuli tak kamu dengarkah betapa lantangnya aku mengeja tentang mencintaimu
Kata-kata Puitis untuk pasangan manis
Tenanglah, ada aku di depan pintu. Sewaktu-waktu Saat butuh, buka saja.
Cinta!! Kata yang akhirnya berakhir di persemayaman abadi didalam kisah perjalanan kita
Masihlah menerka rindu mana yang ingin di tuju Peluk mana yang lebih hangat Serta senyum mana yang teramat membekas Kemudian hati akan menuntun kemana diri harus berlabuh
Sepi Ini bukanlah tepi Tiada rasa pedih Berujung Bukan berkabung Aku tak bersedih Mentari Surut di sore hari Tutup tabir langit lenyap 'Tuk kembali lagi Asa baru bangkit

Aksaraku gugur di ujung jemari, setelah titik di ujung puisi. Kini tawamu hanya sisa kerenyahan yang kurekam, dalam setiap kecemasan yang disebut malam.
engkau rapalkan mantra-mantra kau buatku bahagia dengan sengaja kamu menautkan rindu begitu erat pada temu engkau yang menggairahkan dalam singkatnya waktu~
Engkau rindu yang kuarungi; sejauh-jauh usia tidak kutemukan batas dan ujungnya.
Sudahi saja semua kegamangan didalam hatimu Buat apa menumbuhkan rasa yang cuma mengalir saja tidak tau kapan berhenti tak ingin mencari di mana muaranya Sementara waktu kian berlari Tanpa ampun menggerus usia Akhiri atau kamu akan menangis sia-sia
Engengkau cinta yang kuselami; sedidalam-didalam napas tak jua kudapati dasarnya.
Tatapanmu, adalah embun yang tidak pernah luruh, segarkan jiwaku, yang telah sekian lama kerontang rapuh.
Rasa rindu bercampur ragu Hendak menyapa, namun ambigu Selalu rasa ini timbul memburu Risau hati dililit cemburu
Seberapa jauh aku lenyap Seberapa lama aku berkelana kamu tetap tempat paling teduh dijagat raya
Akan kuludahi segala kesombonganmu, Bung! kau begitu merendahkanku. Suatu saat nanti kamu lihatlah, aku pastikan: aku yang akan lebih dulu memeluk wanita itu.
Saat waktu telah tertutup, Ada hati yang hilang tertiup; Angin dingin dari hujan, Menerbangkan semua kenangan.
Kuselipkan namamu di antara sajak dan senja Tapi engkau tawarkan malam untuk menghapus jingganya
Sama sekali tidak mengerti cara kerja mimpi. Tapi kadang ia menghadirkan orang yang paling kita rindukan tepat waktu
Besok aku menduga, Ada mampir yang siap aku sudahi Kemarin aku sempat renung Aku sudah menunggu tepat hari itu Saat saja aku yang menjadi dirimu.
Sesekali aku lupa akan rindu, ketika tubuhku terkujur dalam mimpi. Memimpikan tentang kisah yang telah kita ukir bersama dan menantikan kita berumah bersama.
dengarkah engkau? suara petir yang bergemuruh getir. rintikan hujan yang seakan menangis perih. dedaunan yang bergoyang ke sana dan kemari seakan ingin pergi. dan aku, yang berdiam diri dalam diam. petir, hujan, dan dedaunan. mewakili diriku mengekspresikan diri.
Kamu terlalu berkilau untuk aku yang redup.
Di mendung yang bergelantungan, ada setitik jingga yang mampu kita temukan di rona senja Ya .... Tempat di mana berjuta asa pernah kita pancang Walau telah redup di ujung laut Tapi masih indah menggenang, di samudera kenangan.
Di tumbuhkan kembali dalam dada, sebuah kenang dari serpihan warna yang terserak, ialah motif tarantula pada bajumu.
Di kedalaman matamu kutemukan keteduhan Sebuah kehangatan yang tak pernah terjamah Sebuah ketulusan mendalam dari cinta sejati Dan mencintaimu biar menjadi rahasia paling khusyuk didalam setiap sujudku
Kenapa engkau lenyap, ketika semua baik-baik saja? Apa perlu aku ubah setiap bahagia menjadi luka, agar kau tidak berlalu menemui sang kuasa?
Dibalik kaca ini aku melihatmu, jatuh satu persatu dan bergantung pada apapun yang kamu mau. Menceritakan tentang langit yang selalu diam saat engkau tinggalkan, dan ketika keringmu menjadi kenangan, aku hanya mengingatmu sebagai tetesan hujan.
Tidakkah sama, kau dan aku? Tidakkah pernah lelah menunggu? Menunggu kabar darimu, yang kian kabur dari dinding kamarku, yang kian pekat dalam dalam ingatanku. Yang selalu enggan untuk jujur berkata waktuu itu, rindu, Kekasihku.
Ketika langit mendung menghalangi keindahan senja, Apa mungkin sama sebagaimana kamu yang menghalangi rasa rindu ini? —;aku si penikmat senja
tidak henti mengejarmu Berdarah-darah menyayangi Paling muka sering diterima tidak pantang hingga cinta bernyawa Menangis tanpa engkau tahu Mencinta tanpa lelah Begitulah cintanya Masih membara meski susah; kisahnya
Debaran hati yang tak menentu Ketika hembusan rindu sengaja bertamu Hadirmu, melemahkan nafsuku Senyumu, menghangatkan jiwaku
Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis
oleh jagolamaran
tag : kata sedih
Post a Comment for "Kumpulan kata kata cinta buat pacar terbaru 2018 Bikin Nangis"